05.19 | Posted in
Pemkab Rembang Dukung Desalinasi Blok Cepu

KITA-REMBANG
Setelah Plan of Development (PoD) dari Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) keluar yang menyetujui BP Migas untuk membuat waduk di Desa Banyuurip Kabupaten Bojonegoro, maka Pemerintah Kabupaten Rembang merencanakan program Desalinasi, yaitu mengurangi kadar garam air laut untuk kebutuhan injeksi produksi minyak di Blok Cepu. Program ini muncul karena berbagai pertimbangan dan merupakan upaya efisiensi luar biasa untuk kegiatan Blok Cepu.
Waduk di Banyuurip Bojonegoro memiliki daya tampung sebanyak 50 juta m3 yang disedot dari Sungai Bengawan Solo dan membutuhkan areal seluas 125 ha. Air tersebut akan diolah menjadi asin dengan kadar garam tertentu dengan cara ditambah garam kualitas tinggi. Hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya untuk mengasinkan air tawar yang membutuhkan garam dalam jumlah besar dengan harga perkilogram sekitar Rp 2 ribu. Selain itu, akan mengurangi lahan pertanian seluas 125 Ha dan juga akan mengganggu pengairan pertanian karena air sungai Bengawan Solo ditampung di waduk sebanyak 50 juta m3. “Untuk kebutuhan sehari-hari, dibutuhkan air 347 liter per detik atau setara 30 juta liter atau setara 30 ribu m3 per hari. Bayangkan kalau setiap hari air dari Sungai Bengawan Solo diambil sebanyak itu,” tegas Bupati Rembang H Moch Salim.
Melihat kondisi tersebut bupati Rembang mencetuskan gagasan itu dan disampaikan ke BP Migas lewat program Desalinisasi atau mengurangi kadar garam air laut di Rembang kemudian disalurkan ke Bojonegoro lewat pipa yang ternyata lebih efisien. Kompensasinya, ketiga daerah yaitu Rembang, Blora, dan Bojonegoro akan mendapatkan air asin yang diproses menjadi air tawar untuk kebutuhan air bersih yang akan dikelola PDAM masing-masing. Kompensasinya belum dihitung secara detail, namun kira-kira 50 liter per detik.
Menurut bupati, dengan program ini, proses lebih murah yaitu seribu rupiah per m3. Tetapi kalau air laut diproses menjadi air tawar, minimal dibutuhkan sepuluh ribu rupiah per m3. Sehingga, air bersih ke PDAM bisa naik 10 kali lipatnya karena harganya lebih murah, dari 50 liter per detik bisa menjadi 500 liter per detik. Air tersebut berasal dari Sungai Karanggeneng, yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Rembang.
Bupati menambahkan, program ini juga mendukung Water Front City atau Kota Pantai Unggulan, dan pada bulan Oktober harus sudah jalan. Sebetulnya, imbuh Salim, program tersebut sudah dua tahun lalu direncanakan. Namun sempat terhenti dan sekarang dilanjutkan lagi bertepatan saat ini pihaknya memiliki program Water Front City. “Program ini murni dibiayai swasta dan tidak membebani APBD,” tandas Salim.
Untuk mensukseskan program ini, bupati berharap agar DAM di muara sungai Karanggeneng bisa dibangun selebar-lebarnya dengan menyesuaikan hitungan debet airnya. Masih menurut bupati, program ini sekaligus dapat menyelesaikan permasalahan air bersih bagi 10.000 pelanggan. Dengan dibangunnya DAM air sungai, maka tidak ada air sungai yang dibuang ke laut. Sehingga bisa dinikmati masyarakat yang membutuhkan air bersih. “Di sekitar lokasi tersebut, akan kita bangun Break Water sehingga akan nampak seperti danau di dalam kolam,” imbuhnya.
Program yang direncanakan bupati itu, mendapat tanggapan positif dari sejumlah elemen di Kabupaten Rembang. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rembang Ir H Sunarto menyatakan sangat mendukung rencana tersebut. Menurut Sunarto, jika rencana itu dapat terwujud, maka Rembang tidak akan kekurangan air bersih. “Saya sangat mendukung, apalagi air laut juga nggak kulakan, mereka tinggal ambil dan tidak ada dampak yang dirugikan. Dan kita dapat air bersih yang akan dikelola PDAM,” jelas Sunarto.
Sedangkan menurut Direktur PDAM Rembang, Gus Wakhid, ST berharap, agar rencana kerjasama tersebut dapat segera menjadi kenyataan karena akan menimbulkan multiplayer efek antara lain meningkatnya jumlah pelanggan PDAM karena adanya peningkatan debit air. “Kami berharap agar program ini dapat segera terwujud,” ujarnya. (Harti)
Category:
��

Comments

0 responses to " "